Pewarna kain batik ikat celup dapat dikategorikan
menjadi dua yaitu zat pewarna alam dan zat pewarna kimia. Zat pewarna alam
dihasilkan dari warna warna yang dapat kita peroleh dari berbagai macam
tumbuhan misalnya pada bagian buah, akar, daun, atau kulit pohon. Zat pewarna
kimia diproses/hasilkan secara kimiawi oleh industri. Zat pewarna kimia
tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tujuh bahan warna yaitu, Napthol,
Indigosol, Rapide, Ergan Soga, Kopel Soga, Chroom Soga, dan Prosion.
a. Bahan warna Napthol
Napthol memiliki jenis yaitu AG, AS-D, AS-G, AS-OL,
AS-BO, AS-GR, AS-LB, AS-LB (Extra), AS-BS, AS-KN, dan AS-BR. Napthol AS
memiliki sifat netral artinya warna yang dihasilkan menurut warna garamnya.
Untuk membangkitkan warna dipergunakan jenis Garam Diazo diantaranya adalah
Biru B, Biru BB, Violet B, Hitam B, Merah B, Merah GG, Merah GC, Merah R, Merah
3GL Spesial, Bordo GP, Orange GC, Orange GR, Biru Hijau B, dan Kuning GC. Agar
pelarutannya bagus, sebaiknya dibuatkan lebih dulu pesta dengan bahan pendukung
meliputi Turkish Red Oil (TRO) dan Loog 38 BE (larutan Kaustik Soda / NaoH).
b. Bahan warna Indigosol
Warna Indigosol ini memiliki jenis yaitu Blue 06B,
Blue 04B, Yellow FGK, Yellow 1GK, Green 1B, Green 13G, Orange HR, Violet BF,
Violet ABBF, Brown IRRD, Abu-abu 1BL, Rosa 1R, dan RED AB. Bahan pelengkapnya
adalah Natrium Nitrit (NaNo2) dengan komposisi 2x indigosol, dan TRO. Untuk
membangkitkan warna dilakukan dengan mengoksidasikan secara langsung ke panas
matahari. Selain itu dengan larutan Asam Chlorida atau Asam Sulfat.
c. Bahan warna Rapide
Bahan ini biasanya untuk pewarnaan teknik colet.
Jenis rapide ada tiga macam yaitu Rapide biasa, Rapidosen, dan Rapidosol.
Rapide biasa meliputi Kuning GCH, Orange RH, Biru BN, Hitam G, dan Hijau N-16G.
untuk membangkitkan warna dipergunakan larutan asam cuka, dengan komposisi 50
cc asam cuka dipakai untuk 1 liter air panas. Sedangkan bahan pendukungnya
adalah Turkish Red Oil (TRO) (2x Rapide) dan Loog 380Be.
d. Bahan warna Ergan Soga
Bahan warna ini memiliki tiga jenis yaitu COklat
(soga) tua, Coklat (soga) sedang, dan Coklat (soga) muda. Bahan pelarut
menggunakan obat hijau (chromfarbesalz), dan pembangkit warnanya memakai
beningan larutan air kapur (50 gr untuk 1 liter air dingin).
2. Pewarnaan
Bahan pewarna batik ikat celup sangat beragam,
tetapi yang lebih banyak digunakan yaitu bahan pewarna napthol dan remasol,
walau tidak ada salahnya juga mencoba jenis pewarna yang lain. Berikut akan
dijelaskan cara pewarnaan dengan napthol dan remasol.
a. Pewarnaan Napthol dengan Satu Warna (Celup)
Napthol yang dimaksud untuk pewarna batik ikat celup
bukan jenis napthol yang biasa untuk mewarnai kain jeans tetapi jenis pewarna
napthol dingin, disebut napthol dingin karena proses pewarnaannya tidak direbus
seperti halnya pewarna napthol untuk jeans pewarna napthol untuk batik yaitu
pewarna napthol yang harus dibangkitkan dengan pembangkit warna (Garam Diazo).
Secara umum proses pewarnaan dengan napthol dingin adalah sebagai berikut:
a) Langkah pertama yang
harus dilakukan yaitu membuat larutan TRO (Turkish Red Oil). TRO berbentuk
serbuk putih dan merupakan salah satu bahan pelengkap napthol. Tetapi sebelumnya
harus diketahui berapa kuantitas dari napthol, karena perbandingan Napthol
dengan TRO yaitu 1 : ½ atau (1/3).
b) Kain lalu dicelup
dalam larutan TRO tersebut. Kemudian tiriskan hingga air yang menetes pada kain
habis, tetapi jangan sampai diperas dan jangan sampai kering benar.
c) Sementara menunggu
kain atus/sampai air tidak ada yang menetes, larutkan napthol dan kaustik soda
(NaoH) dalam sedikit air panas. Fungsi air panas hanya untuk melarutkan kedua
bahan tersebut. Setelah larut masukkan dalam larutan TRO yang pertama tadi lalu
tambahkan air dingin dengan perbandingan 3 gr napthol : 1 Liter air.
d) Kain yang sudah
atus/sampai air tidak ada yang meneters tadi kemudian dicelup dalam larutan
napthol tersebut. Usahakan agar seluruh kain terendam, kemudian atus/sampai air
tidak ada yang meneteskan lagi pada gawangan dan tunggu sampai air yang menetes
pada kain habis.
e) Sementara menunggu
kain atus/sampai air tidak ada yang menetes, larutkan garam diazo dalam sedikit
air hingga larut, setelah larut tambahkan air dan aduk. Perbandingan napthol
dan garam yaitu 1 : 3.
f) Ketika kain dicelup
pada larutan garam maka warna akan segera muncul. Usahakan kain terendam kurang
lebih 2 – 3 menit sambil bolak-balik hingga larutan garam benar-benar meresap
ke kain.
g) Setelah warna muncul
kemudian tiriskan dan keringkan tapi jangan dijemur di bawah matahari.
h) Setelah kain kering
maka proses pelorotan bisa dilakukan. Ditiris Ditiris Ditiris Ditiris &
Dijemur Dicuci air
b. Pewarnaan Napthol dengan 2 warna atau lebih
(Celup)
Apabila menginginkan lebih dari satu warna maka
setelah setengah kering dilakukan pemalaman/penutupan dengan plastik/tali rafia
kembali. Sebelumnya harus sudah dipikirkan bagian mana yang akan tetap berwarna
sebelumnya dan bagian mana yang akan diwarna berikutnya. Jika menginginkan
warna sebelumnya (warna pertama) tetap ada, maka bagian tersebut ditutup
malam/plastik/tali rafia.
c. Pewarnaan Remasol dengan 2 warna atau lebih
(Colet)
Remasol adalah pewarna batik yang biasa digunakan
untuk teknik colet. Dengan pewarna remasol maka dalam beberapa colet bisa
menggunakan lebih dari beberapa warna. Remasol juga biasa dipakai pada lukis
batik modern. Teknik pewarnaan colet dengan remasol adalah sebagai berikut:
a) Larutkan remasol
dalam air panas kemudian tambahkan poliron dan ludigol. Aduk hingga merata,
perbandingan Remasol : Poliron : Ludigol = 1 : 1/2 : 1/2 . Perbandingan remazol
dan air panas yaitu 3 gr : 50/100 cc air
b) Tunggu sampai larutan
tersebut dingin, apabila sudah dingin maka pewarna tersebut siap digunakan.
c) Siapkan kain yang
sudah di malam, lalu dengan menggunakan kuas ambil pewarna tersebut dan oleskan
pada bagian yang dikehendaki.
d) Lalu keringkan,
pengeringan jangan di bawah matahari. Apabila sudah kering, rendam ke dalam
larutan waterglass + air + caustik soda dengan perbandingan1:1. Air dapat
dikurangi apabila menginginkan warna lebih pekat.
e) Kemudian tiriskan dan
dijemur sampai kering sekali.
f) Setelah kain kering
maka proses pelorotan bisa dilakukan. Dikuaskan Ditiriskan & dijemur
Ditiriskan & dijemur Dicuci air
Bahan pelorodan malam
Bahan untuk melorod (membersihkan malam) kain,
diperlukan air panas mendidih di atas tungku dan Soda Abu atau TRO. Fungsi soda
abu tersebut untuk menghindari terjadinya penempelan ulang malam di permukaan
kain sehingga kain benar-benar bersih dari malam. Bila proses pemalaman telah
selesai maka tahap selanjutnya yaitu tahap pewarnaan. Tetapi sebelumnya
telitilah kain yang sudah dimalam tersebut, mungkin ada tumpahan atau tetesan
kain yang tidak dikehendaki, apabila ada untuk menghapusnya gunakan alat logam
yang tahan panas untuk menghilangkannya.
Caranya ujung logam tersebut dipanaskan pada bara
api sementara kain yang terdapat malam yang tidak dikehendakitsb dibasahi
dengan air ssabun atau deterjen. Setelah ujung logam panas tempelkan pada malam
yang telah dibasahi tadi. Hal ini dapat dilakukan berulang kali sampai malam
yang akan dihapus hilang. Penggunaan malam di wajan juga harus diperhatikan,
malam yang terlalu lama dipanaskan akan berubah warna menjadi hitam dan timbul
serbuk hitam (pasir) di dasar wajan. Kondisi seperti ini disebut Gentho, dan
sebaliknya jangan dipakai membatik lagi karena cenderung lebih kental dan susah
menempel/meresap pada kain, serta akan membuat canting sering tersumbat. Untuk
itu, segera buanglah gentho tersebut dan bersihkan wajan serta gantilah dengan
malam yang baru.